Jumat, 05 Mei 2017

PELAPORAN KEUANGAN DAN PERUBAHAN HARGA & STANDAR AUDIT DAN AKUNTANSI GLOBAL

PPT PELAPORAN KEUANGAN DAN PERUBAHAN HARGA & STANDAR AUDIT DAN AKUNTANSI GLOBAL

PELAPORAN KEUANGAN DAN PERUBAHAN HARGA

PELAPORAN KEUANGAN DAN PERUBAHAN HARGA

PELAPORAN KEUANGAN DAN PERUBAHAN HARGA

A.     Pengertian Perubahan Harga
1.      Perubahan Harga Umum
Suatu perubahan harga umum terjadi apabila secara rata-rata harga seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian mengalami perubahan. Unit-unit moneter memperoleh keuntungan atau mengalami kerugian daya beli. Kenaikan harga secara keseluruhan disebut inflasi (inflation), sedangkan penurunan harga disebut deflasi (deflation).
2.      Perubahan Harga Spesifik
Perubahan harga spesifik mengacu pada perubahan dalam harga barang atau jasa tertentu yang disebabkan oleh perubahan dalam permintaan dan penawaran.

B.      Mengapa Laporan Keuangan Dimasa Perubahan Harga Berpotensi Menyesatkan
Selama periode inflasi, nilai aktiva yang dicatat sebesar biaya akuisisi awalnya jarang mencerminkan nilai terkininya yang lebih tinggi). Nilai aktiva yang dinyatakan lebih rendah menghasilkan beban yang dinilai lebih rendah dan laba yang dinilai lebih tinggi.
Dari sudut pandang manajemen, ketidakakuratan pengukuran dapat mendistorsi :
1.      Proyeksi keuangan yang didasarkan pada data seri waktu historis
2.      Anggaran yang menjadi dasar pengukuran kinerja
3.      Data kinerja yang tidak dapat mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak dapat dikendalikan.

Laba yang dinilai lebih pada akhirnya akan menyebabkan :
1.      Kenaikan dalam proporsi pajak
2.      Permintaan dividen lebih banyak dari pemegang saham
3.      Permintaan gaji dan upah yang lebih tinggi dari para pekerja
4.      Tindakan yang merugikan dari negara tuan rumah (seperti pengenaan  pajak keuntungan yang sangat besar).
Kegagalan untuk menyesuaikan data keuangan perusahaan terhadap  perubahan dalam daya beli unit moneter juga menimbulkan kesulitan bagi pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan membandingkan kinerja operasi perusahaan yang dilaporkan.

Fungsi mengakui pengaruh inflasi secara eksplisit yaitu :
1.      Pengaruh perubahan harga sebagian bergantung pada transaksi dan keadaan yang dihadapi suatu perusahaan. Para pengguna tidak memiliki informasi yang lengkap mengenai faktor-faktor ini.
2.      Mengelola masalah yang ditimbulkan oleh perubahan harga bergantung pada pemahaman yang akurat atas permasalahan tersebut. Pemahaman yang akurat memerlukan kinerja usaha yang dilaporkan dalam kondisi-kondisi yang memperhitungkan pengaruh perubahan harga.
3.      Laporan dari para manajer mengenai permasalahan yang disebabkan oleh perubahan harga lebih mudah dipercaya apabila kalangan usaha menerbitkan informasi keuangan yang membahas masalah-masalah tersebut.

C.      Jenis – Jenis Penyesuaian Inflasi
Setiap jenis perubahan harga memiliki pengaruh yang berbeda terhadap ukuran-ukuran posisi keuangan dan kinerja operasi suatu perusahaan.
1.      Penyesuaian Tingkat harga Umum
Jumlah mata uang yang disesuaikan terhadap perubahan tingkat harga umum (daya beli) disebut mata uang konsatan biaya historis atau ekuivalen daya beli umum. Sebagai contoh, selama periode kenaikan harga, aktiva berumur panjang yang dilaporkan didalam neraca sebesar biaya akuisisi awalnya dinyatakan dalam mata uang nominal. Apabila biaya historisnya tersebut dialokasikan terhadap laba periode kini (dalam bentuk beban depresiasi), pendapatan, yang mencerminkan daya beli kini, ditandingkan dengan biaya yang mencerminkan daya beli (yang lebih tinggi) dari periode terdahulu saat aktiva tersebut dibeli. Oleh sebab itu,  jumlah nominal harus disesuaikan untuk perubahan dalam daya beli umum uang agar dapat ditandingkan secara tepat dengan transaksi kini. 
2.      Penyesuaian Biaya Kini
Model biaya kini berbeda dengan akuntansi yang konvesional dalam dua aspek utama. Pertama, aktiva tetap dinilai berdasarkan biaya kini dan bukan biaya historis. Kedua, laba adalah jumlah sumber daya yang dapat didistribusikan oleh perusahaan dalam suatu periode (tanpa memperhitungkan komponen pajak), namun tetap dapat mempertahankan kapasitas produktif atau modal fisik perusahaan.
3.      Biaya Kini Yang Disesuaikan Dengan Tingkat Harga Umum
Model biaya kini yang disesuaikan dengan tingkat harga umum menggunakan indeks harga umum maupun khusus. Tujuannya adalah untuk mengungkapkan laba dan aset bersih pada ekuivalen daya beli akhir tahun perusahaa, untuk melaporkan aset bersih perusahaan pada biaya kininya dan untuk melaporkan jumlah laba yang menggambarkan kekayaan bersih setelah pajak. Model ini memiliki ciri khas yakni pengungkapan perubahan biaya kini dari aset nonmoneter perusahaan setelah dikurangi inflasi untuk memperlihatkan bagian perubahan nilai aset nonmeneter yang melebihi atau kurang dari perubahan daya beli umum.
D.     Pendekatan Terhadap Akuntansi Inflasi Di Beberapa Negara
1.      Amerika Serikat
FASB 1979 menerbitkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (SFAS) No. 33 tentang “Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga”, yang mengharuskan perusahaan-perusahaan di AS yang memiliki persediaan dan aset tetap (sebelum dikurangi akumulasi penyusutan) senilai lebih dari $125 juta, atau memiliki total aset senilai lebih dari $1M, untuk mencoba mengungkapakan baik daya beli tetap-biaya historis maupun daya beli tetap biaya kini selama lima tahun.
2.      Inggris
Komite Standar Akuntansi Inggris (Accounting Standard Commitee-ASC) menerbitkan Pernyataan Standard Praktik Akuntansi 16 (Statement Of Standard Accounting Practice-SSAP 16). Perbedaan SSAP 16 dengan SFAS 33 yaitu :
1.      Apabila standar AS mengharuskan
Akuntansi dolar konstan dan biaya kini, SSAP 16 mengadopsi hanya metode biaya kini untuk pelaporan eksternal.
2.      Apabila penyesuaian inflasi AS berpusat pada laporan laba rugi, laporan biaya kini di Inggris mewajibkan baik laporan laba rugi dan neraca biaya kini, beserta pencatatan penjelasan.

Standar di Inggris memperbolehkan tiga pilihan pelaporan :
a.      Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya historis.
b.      Menyajikan akun-akun biaya historis sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya kini.
c.       Menyediakan akun-akun biaya kini sebagai satu-satunya akun yang dilengkapi dengan informasi biaya historis yang memadai.

Dengan perlakuan keuntungan dan kerugian yang terkait dengan pos-pos moneter, FAS 33 menharuskan pengungkapan terpisah untuk tiap-tiap angka. SSAP 16 mengaharuskan dua angka yang keduanya mencerminkan pengaruh perubahan harga spesifik, yaitu Penyesuaian modal kerja moneter ( Monetary Working Capital Adjustment) / MWCA mengakui  pengaruh perubahan harga khusus terhadap total jumlah modal kerja yang digunakan oleh perusahaan dalam operasinya. Dan Mekanisme Penyesuaian Memungkinkan pengaruh perubahan harga spesifik terhadap aktiva non moneter perusahaan.

3.      Brazil
Brasil Walaupun tidak lagi diwajibkan akuntansi inflasi yang direkomendasikan di Brasil hari ini mencerminkan 2 kelompok pilihan pelaporan yakni Hukum Perusahaan Brasil dan Komisi Pengawasan Pasar Modal Brasil.
Penyesuaian inflasi yang sesuai dengan hukum perusahaan menyajikan ulang akun-akun aktiva permanen dan ekuitas pemegang saham dengan menggunakan indeks harga yang diakui oleh pemerintah federal untuk mengukur devaluasi matauanglokal. Penyesuaian inflasi terhadap aktiva permanen dan ekuitas pemegang saham disajikan bersih terhadap jumlah lebih yang diungkapkan secara terpisah dalam laba kini sebagai keuntungan atau kerugian koreksi moneter.
Penyesuaian tingkat harga terhadap ekuitas pemegang saham merupakan  jumlah investasi pemegang saham pada awalperiode yang harus tumbuh agar tidak tertingla dengan laju inflasi. Penyesuaian aktiva permanen yang lebih kecil daripada penyesuaian ekuitas menyebabkan kerugian daya beli yang mencerminkan resiko yang dihadapi perusahan terhadap aktiva moneter bersihnya.

E.      Internasional Accounting Standards Board (IASB)
IASB menyimpulkan bahwa laporan posisi keuangan dan kinerja operasional yang dinyatakan dalam mata uang lokal di lingkungan hiperinflasin tidak bermanfaat. Perusahaan pelapor harus mengungkapkan:
1.      Fakta bahwa penyajian ulang atas perubahan daya beli umum unit pengukuran telah dilakukan.
2.      Model penilaian aset yang digunakan dalam laporan utama yakni penilaian historis atau biaya-kini
3.      Entitad dan tingkat indeks harga per tanggal neraca, berikut pergerakannya selam tahun pelaporan
4.      Laba atau rugi moneter bersih tahun berjalan.
SUMBER :
Choi, Frederick D. S. dan Gary K. Meek. International Accounting. Buku 1 Edisi 6. 2010: Salemba Empat.
Iklan

STANDAR AUDIT DAN AKUNTANSI GLOBAL


A.       Survei Konvergensi Internasional Manfaat Konvergensi Internasional

Pendukung konvergensi internasional menyatakan bahwa banyak manfaat yang telah dirasakan dengan adanya konvergensi. Terakhir, surata kabar terkini mengusulkan adanya “global GAAP (prinsip akuntansi berlaku umum)”, yang keuntungannya antara lain :
a.    Standar laporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten diseluruh dunia dapat meningkatkan efisiensi dalam alokasi modal. Biaya modal akandikurangi.
b.    Para investor dapat mengambil keputusan yang lebih baik dalam berinvestasi.Portofolio lebih bermacam-macam dan risiko keuangan dapat dikurangi.Transparansi dan persaingan di pasar global akan lebih terjaga.
c.    Perusahaan-perusahaan dapat meningkatkan strategi dalam mengambil keputusanmengenai merger dan akuisisi area usaha.
d.     Pengetahuan dan keahlian akuntansi dapat ditansfer tanpa batasan ke seluruh dunia.
e.    Ide-ide terbaik yang muncul dari aktivitas berstandar nasional dapat ditonjolkandalam mengembangkan standar global dengan kualitas terbaik.
f.   Sebagian argumen mengenai konvergensi akuntansi memiliki tujuan untuk meningkatkan efisiensi dalam operasional dan alokasi di pasar modal.
Harmonisasi Internasional
Merupakan proses untuk menigkatkan kompatibilitas (kesesuaian) praktik akuntansi dengan menentukan batasan-batasan seberapa besar praktik-prkatik tersebut dapat beragam. Standar harmonisasi ini bebas dari konflik logika dan dapat meningkatkan komparabilitas (daya banding) informasi keuangan yang berasal dari berbagai negara. Upaya untuk melakukan harmonisasi standar akuntansi telah dimulai jauh sebelum pembentukan Komite Standar Akuntansi Internasional pada tahun 1973. Harmonisasi akuntansi internasional merupakan salah satu isu terpenting yang dihadapi oleh pembuat standar akuntansi, badan pengatur pasar modal, bursa efek, dan mereka yang menyusun atau menggunakan laporan keuangan.
Harmonisasi akuntansi mencakup harmonisasi :
1.      Standar akuntansi (yang berkaitan dengan pengukuran dan pengungkapan)
2.      Pengungkapan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan public terkait dengan penawaran surat berharga dan pencatatan pada bursa efek
3.      Standar audit
Keuntungan Harmonisasi Internasional
Sebuah tulisan terbaru juga mendukung adanya suatu “GAAP global” yang terharmonisasi. Beberapa manfaat yang disebutkan antara lain:
1.      Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh dunia tanpa hambatan. Standar pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten di seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi modal.
2.      Investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih baik; portofolio akan lebih beragam dan risiko keuangan berkurang.
3.      Perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan strategi dalam bidang merger dan akuisisi.
4.      Gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan standard pat disebarkan dalam mengembangkan standar global yang berkualitas tertinggi.
Kritik Atas Standar Internasional
Internasionalisasi standar akuntansi juga menuai kritik. Pada awal tahun 1971 (sebelum pembentukan IASC), beberapa pihak mengatakan bahwa penentuan standar internasional merupakan solusi yang terlalu sederhana atas masalah yang rumit. Dinyatakan pula bahwa akuntansi, sebagai ilmu sosial, telah memiliki flesibilitas yang terbangun dengan sendiri di dalamnya dan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan situasi yang sangat berbeda merupakan salah satu nilai terpenting yang dimilikinya. Pada saat standar internasional diragukan dapat menjadi fleksibel untuk mengatasi perbedaan-perbedaan dalam latar belakang, tradisi, dan lingkungan ekonomi nasional, maka beberapa orang berpendapat bahwa hal ini akan menjadi sebuah tantangan yang secara politik tidak dapat diterima terhadap kedaulatan nasional.
Lebih jauh lagi, ditakutkan bahwa adopsi standar internasional akan menimbulkan “standar yang berlebihan”. Perusahaan harus merespon terhadap susunan tekanan nasional, politik, social, dan ekonomi yang semakin meningat dan semakin dibuat untuk memenuhi ketentuan internasional tambahan yang rumit dan berbiaya besar.
Proses menjadikan standar akuntansi menjadi suatu standar internasional juga menimbulkan kritik. Kritik tersebut antara lain :
a.      Sebagian orang mengatakan bahwa standar internasional terlalu sederhana untuk memecahkan masalah yang rumit. Para kritikus bersikeras bahwa kemampuan untukberadaptasi terhadap situasi – situasi yang sangat berbeda merupakan nilai terpenting dari akuntansi. Para kritikus ragu jika standar international dapat cukup fleksibel untuk mengatasi perbedaan-perbedaan latar belakang, tradisi dan lingkungan ekonomi disetiap negara.
b.      Anggapan bahwa ketika institusi keuangan international dan pasar international bersikeras menggunakan standar internasional, hanya firma-firma akuntansi internasional luaslah yang akan mampu memenuhi tuntutannya.
c.       Munculnya ketakutan bahwa penggunaan standar internasional akan menciptakan ‘standar overload’.
d.      Kritikus bersikeras bahwa standar internasional tidaklah cocok untuk perusahaan-perusahaan kecil dan menengah, terutama perusahaan yang tidak terdaftar akuntabilitas publik.
Rekonsiliasi dan Pengakuan Bersama
Dua pendekatan yang diajukan sebagai solusi yang mungkin digunakan untuk mengatasi permasalahan yang terkait dengan isi laporan keuangan lintas batas:
1.             Rekonsiliasi
Melalui rekonsiliasi, perusahaan asing dapat menyusun laporan keuangan dengan menggunakan standar akuntansi negara asal, tetapi harus menyediakan rekonsiliasi antara ukuran-ukuran akuntansi yang penting (seperti laba bersih dan ekuitas pemegang saham) di negara asal dan di negara dimana laporan keuangan dilaporkan.
2.             Pengakuan bersama (yang juga disebut sebagai “imbal balik” / resiprositas)
Pengakuan bersama terjadi apabila pihak regulator di luar negara asal menerima laporan keuangan perusahaan asing yang didasarkan pada prinsip-prinsip negara asal.
Evaluasi
Perdebatan mengenai harmonisasi mungkin tidak akan pernah terselesaikan dengan penuh. Beberapa argumen yang menentang harmonisasi mengandung sejumlah kebenaran. Namun demikian, semakin banyak bukti menunjukkan bahwa tujuan harmonisasi internasional akuntansi, pengungkapan, dan audit telah diterima begitu luas sehingga tren yang mengarah pada harmonisasi internasional akan berlanjut atau bahkan semakin cepat. Sejumlah besar perusahaan secara sukarela mengadopsi Standar Prlaporan Keuangan Internasional (Internasional Financial Reporting Standards-IFRS). Banyak negara telah mengadopsi IFRS secara keseluruhan, menggunakan IFRS sebagai standar nasional atau mengizinkan penerapan IFRS. Perbedaan nasional dalam faktor-faktor dasar yang menyebabkan perbedaan dalam akuntansi, pengungkapan, dan praktik audit semakin sempit karena pasar modal dan produk semakin internasional.

B.       BEBERAPA PERISTIWA PENTING DALAM SEJARAH PENYUSUNAN STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL

Berikut adalah beberapa peristiwa penting dalam sejarah penyusunan standar akuntansi internasional yang menjadi tonggak pengembangan standar akuntansi tersebut:
·                Tahun 1973: Pendirian International Accounting Standars Committee (IASC).
·               Tahun 1976 : Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) mengeluarkan          Deklarasi Inventasi yang berisi arahan mengenai “Pengungkapan Informasi”.
·                Tahun 1977:  Pendirian International Federation of Accountans (IFAC).
·                Tahun 1977 : Dewan Sosial Ekonomi PBB mengeluarkan laporan empat bagian tentang Standar           Akuntansi Internasional dan Pelaporan untuk Badan Hukum Transnegara.
·                Tahun 198 : London Stock Exchange (LSE) mengharuskan perusahaan mematuhi standar       
          akuntansi internasional jika tidak tergabung di Inggris dan Irlandia.
·               Tahun 1989: IASC mengeluarkan draft pembukaan 32 mengenai komparabilitas laporan 
          keuangan  dan menerbitkan kerangka kerja bagi penyusunan dan penyampaian laporan 
          keuangan.
·                 Tahun 1996 : Securities and Exchange Commission (SEC) mendukung tujuan IASC.
·                  Tahun 2001 :  Internasional Accounting Standards Board (IASB) menggantikan IASC.    
           Standar IASB dikenal sebagai International Financial Reporting Standards (IFRS).
·                  Tahun 2002: IASB dan FASB menandatangani “Norwalk Agreement” dan konvergensi terjadi 
           antara standar internasioanl dan standar akuntansi AS.
·                  Tahun 2003: European Council menyetujui pengembangan Pedoman Keempat dan Ketujuh 
           Uni Eropa yang menghilangkan inkonsistensi antara pedoman yang lama dan IFRS.
·                   Tahun 2004  : Australian Accounting Standard Board mengumumkan niatnya mengadopsi 
           IFRS sebagai Standar Akuntansi Australia.
·                 Tahun 2005: Menteri Keuangan CIna melakukan konvergensi Standar Akuntansi Cina dan 
          IFRS tahun 2007. Badan Standar Akuntansi Kanada menghilangkan GAAP Kanada dan 
          diganti IFRS pada tahun 2011. IASB dan Badan Standar Akuntansi Jepang meluncurkan 
          proyek konvergensi.
·                Tahun 2006: IASB menerbitkan laporan tentang hubungan kerjanya dengan penyusun standar 
          akuntansi lainnya.
·                Tahun 2007: SEC mengajukan penghapusan persyaratan rekonsiliasi bagi perusahaan-
          perusahaan yang menggunakan IFRS.

C. IKHTISAR ORGANISASI BESAR INTERNASIONAL YANG MENDUKUNG KONVERGENSI AKUNTANSI

1. International Accounting Standards Board (IASB)
Tujuan dari IASB adalah :
·                     Mengembangkan untuk kepentingan public, seperangkat standar akuntansi yang berkualitas tinggi, mudah dimengerti dan tidak sulit dilaksanakan, yang menuntut informasi berkualitas tinggi, transparansi dan sebanding mengenai laporan keuangan dan kondisi keuangan lainnya.
·                     Memajukan penggunaan dan penerapan yang tepat dari standar-standar yang dibuat.
·                     Memperhatikan kebutuhan khusus perusahaan kecil menengah dan perkembangan ekonomi guna memenuhi tujuan nomor (1) dan (2).
·                     Meningkatkan kualitas konvergensi standar akuntansi di setiap negara serta Standar Akuntansi International dan Standar Pelaporan Keuangan International.

2. Commision of European Union (EU)
Uni Eropa didirikan tahun 1957 dan merupakan hasil dari Pakta Roma, dengan tujuan menyelaraskan sistem hukumn dan sistem ekonomi negara-negara anggotanya. Berbeda dengan IASB, yang tidak memiliki wewenang untuk mengharuskan penerapan standar akuntansinya, Komisi Eropa (EC, yang merupakan badan pengatur Uni Eropa) memiliki kekuasaan penuh untuk menerapkan instruksi akuntansinya ke seluruh Negara yang menjadi anggotanya.
Salah satu cita-cita Uni Eropa adalah untuk mencapai penggabungan pasar keuangan Eropa. Untuk mencapai cita-citanya ini, Uni Eropa telah memperkenalkan intruksi dan melaksanakan prakarsa besar untuk:
·                     Meningkatkan modal untuk basis Eropa.
·                     Menetapkan kerangka hokum bersama dalam pasar sekuritas dan derivatif.
·                     Mencapai satu susunan standar akuntansi bagi-bagi perusahaan-perusahaan yang terdaftar.

3. International Organization of Securities Commissions (IOSCO)
Tujuan dari IOSCO adalah:
·                     Bekerja bersama untuk memajukan peraturan standar tinggi agar dapat memelihara pasar yang adil, efisien, dan baik.
·                     Bertukar informasi tentang pengalaman setiap negara guna memajukan perkembangan pasar domestic.
·                     Menyatukan usaha setiap negara untuk membuat standar dan pengawasan yang tepat terhadap transaksi sekuritas di setiap negara.
·                     Saling membantu memajukan integritas pasar dengan menerapkan standar-standar secara teliti dengan menindak segala pelanggaran.

4. International Federation of Accountants (IFAC)
Misi IFAC adalah memperkuat profesi akuntansi di seluruh dunia dan memberikan peran terhadap perkembangan ekonomi internasional yang kuat dengan mendirikan dan memajukan kesetiaan terhadap standar professional berkualitas tinggi, memperluas konvergensi internasional, dan berbicara mengenai masalah kepentingan publik dimana keahlian profesi tersebut lebih relevan. 

5. Kelompok Kerja Para Ahli Antar Pemerintahan PBB Dalam International   Standards of Accounting and Reporting (ISAR)
ISAR didirikan tahun 1982, dengan cita-cita : memajukan transparansi, reliabilitas, dan keterbandingan akuntansi dan pelaporan badan hukum. begitu pun untuk meningkatkan pengungkapan pada penguasaan badan hukum oleh perusahaan-perusahaan di negara berkembang dan negara yang sedang mengalami transisi ekonomi.

6. Organization of Economic Cooperation and Development (OECD)
OECD merupakan organisasi internasional yang terdiri atas 30 negara perekonomian pasar (sebagian besar negara industri). Badan pengurus OECD bernama Dewan OECD dan memiliki jaringan sekitar 200 komite dan kelompok pekerja. OECD mempublikasikan Tren Pasar Keuangan dua kali setahun, yang menilai tren dan prospek di pasar keuangan nasional dan internasional di wilayah OECD. Kegiatan pentingnya adalah memajukan pengaturan yang baik di sector Negara maupun swasta.

D. Manajemen Informasi dan Hiperinflasi
Suatu kebiasaan pelaporan yang umum dalam akuntansi untuk transaksi mata uang asing adalah dengan mencatat pendapatan dan beban berdasarkan kurs yang terjadi pada tanggal laporan keuangan. (Penggunaan kurs rata-rata juga umum). Pilihan yang lebih baik adalah dengan mencatat transaksi dalam mata uang lokal berdasarkan kurs pada tanggal pembayaran. Mencatat transaksi pada tanggal lainnya akan memperumit proses pengukuran melalui timbulnya keuntungan atau kerugian dalam daya beli uang, atau dalam aspek lain, suku bunga implisit atas transaksi mata uang.
Manajemen Informasi  dan Hiperinflasi
Dalam lingkungan dengan inflasi tinggi, laporan keuangan disiapkan dalam penyesuaiannya dengan FAS No. 52 yang cenderung membalikkan kenyataan dengan :
· Menentukan atau mengecilkan pendapatan dan pembiayaan
· Penerjemahan laporan untung dan rugi yang sulit untuk diinterpretasikan
· Membelokkan performa perbandingan dari waktu ke waktu.

E. Masalah Pengendalian Keuangan
Sebuah pernyataan tentang strategi dan sistem informasi yang telah diputuskan, pergantian perhatian pada area yang sama petingnya dalam pengendalian keuangan dan evaluasi kinerja.
Pertimbangan ini sangat penting karena mereka membuat para manajer untuk :
1.  Melaksakan strategi keuangan global MNE
2.  Mengevaluasi tingkatan dimana strategi yang dipilih berperan dalam meraih target perusaaan
3. Memotivasi manajemen dan pegawai untuk meraih target finansial perusahaan seefektif dan    seefisien mungkin.

F. Penetapan Biaya Strategis
Dalam mengendalikan biaya pada tahapan produksi, banyak perusahaan diseluruh dunia menggunakan standar sistem pembiayaan yang pada dasarnya memperkirakan seberapa besar biaya produksi  dari  sebuah  produk  sebagai  dasar  harga  penjualan  yang  masuk  akal. Perbedaan hasil antara  biaya  standar  dan  sebebarnya  diuji sebagai  sebuah  dasar untuk bahan penilaian dalam proses  produksi  atau pendapatan. Proses ini bisa disimpulkan sebagai sebuah model dasar harga. Biaya yang diperbolehkan adalah berdasarkan pada penjumlahan target margin keuntungan  yang mencerminkan  rencana  strategis  perusahaan  dan  proyeksi  keuangan  dari  target  harga jual yang diyakini  akan  diterima oleh  pasar.  Adapun pasar  dengan sistem ini,  dikenal dengan  pembiayaan kaizen, secara signifikan mengurangikepercayaan terhadap sistem pembiayaan standar tradisional. Sistem pembiayaan mencoba untuk memperkecil perbedaan antara biaya anggaran dan biaya sebenarnya. Sedangkan pembiayaan kaizen menekankan untuk melakukan apa yang penting untuk meraih tingkat performa yang diharapkan dalam kondisi pasar yang kompetitif. Adapun perbedaan-perbedaan utama lainnya antara konsep pembiayaan kaizen dengan standar, yaitu: 
Konsep Biaya Standar
1. Pengendalian biaya.
2. Berdasarkan pada kondisi yang ada.
3. Sasaran : seragam dengan performa standar.
4. Ketentuan standar ditetapkan tiap tahun.
5. Analisis varian berdasarkan atas aktual versus standar.
6. Menginvestigasi ketika standar tidak tercapai.
Konsep Biaya Kaizen
1. Pengurangan biaya.
2. Berdasarkan pada peningkatan produksi yang berhubungan.
3. Sasaran : mencapai target pengurangan biaya.
4. Pengurangan biaya ditetapkan perbulan. 
5. Menginvestigasi ketika target biaya tidak tercapai.
6. Analisis varian berdasarkan pada pengurangan biaya tetap.
G. Evaluasi Performa Usaha Luar Negeri      Penilaian performa adalah inti dari sebuah sistem pengendalian afektif. Sistem evaluasi performa tepat guna mengizinkan dewan manajemen untuk :
1. Memastikan perilaku manajerial konsisten dengan strategi prioritas.
2. Menilai profitabilitas dari usaha yang ada.
3. Wilayah yang tidak bekerja sesuai rencana.
4. Mengalokasikan sumber-sumber bagi perusahaan secara produktif
5. Mengwvaluasi performa manajerial.
Berikut ini adalah tujuh peringatan yang mungkin bisa menjadi pedoman yang berguna dalam menilai hasil usaha luar negeri, yaitu :
1. Cabang perusahaan luar negeri tidak bisa dinilai sebagai pusat keuntungan independen ketika
mereka adalah komponen sistem multinasional.
2. Kriteria laba modal perusahaan besar harus didukung oleh ukuran performa yang dikaitkan secara spesifik dengan objektif dan lingkungan dari setiap unit usaha luar negeri.
3. Target yang jelas dapat memperhitungkan lingkungan masing-masing internal dan eksternal cabang perusahaan harus disatukan dengan anggaran performa.
4. Performa cabang perusahaan harus dinilai dalam hal penyimpangan dari semua objektif
5. Manajer cabaang perusahaan tidak bertanggung jawab untuk hasil diluar kendali di dalam dan luar negeri.
6. Manajer cabang perusahaan yang diukur performanya harus berperan penuh dalam menyusun target-target dimana mereka akan dinilai.
7. Pengukuran performa ganda, finansial, dan non finansial, harus digunakan dalam menilai usaha luar negeri.

H. Standar Performa
Sebuah perusahaan mungkin memiliki standar tertentu, seperti ROI minimumyang diperlukan, dimana ini diterapkan pada cadangan individual dan aliran produk; atau menyusun level ROI berbeda atau standar lainnya untuk cadangan lainnya atau aliran produk. Semua standar ini mungkin disatukan ke dalam anggaran dan kemudian bisa dibandingkan dengan  hasilnya performa juga bisa diukur setiap saat.performa masa lampau biasanya signifikan dalam mengembangkan anggaran di periode berikutnya. Pada akhirnya, perusahaan bisa membandingkan performa usaha luar negri mereka sendiri dengan pesaingnya atau membandingkan unit mereka satu dengan yang lainnya. Membandingkan performa unit usaha luar negri terhadap semua pesaing mereka mungkin sangat berguna. Sebgai contoh, ketika pesaingnya adalah perusahaan local, masalah ketersediaan dan kecukupan data mungkin sangat penting, khususnya jika pesaingnya adalh pihak swasta. Ketika data tersedia, perbandingan mungkin akan sulit. Kebijakan harga transfer dab prinsip akuntansi pesaing mustahil untuk bisa ditentukan. Perbandingan silang menyatukan semua permasalahan ini. Membandingkan cabang perusahaan dengan unit lain dari perusahaan induk, baik di dalam maupun di luar negri, harus dilakukan dengan penuh perhatian, karena pertanyaan mengenai komparabilitas muncul kembali perbedaan dalam objektif cabang perusahaan secar otomatis akan membiaskan perbandingan performa kecuali dihitung secara langsung. Jika objektif perusahaan sama, perbedaan dalam risiko Negara harus diperhatikan, jika resiko yang lebih tinggi diganti dengan tingkat pengembalian yang lebih tinggi, maka sangat masuk akal untuk mengharapkan adanya keuntungan dari usaha di Negara yang lebih beresiko. Saat ini, akan tetapi, tidak ada satupun yang menyetujui formula landasan bagaimana untuk menyatukan Negara beresiko pada penilaian performa. Penilaian performa berdasarkan pada sebuah perusahaan besar standar biasanya tidak memuaskan. Anggaran performa adalah standar perbandingan yang lebih berguna untuk bisnis multinasional. Anggaran realistis memungkinkan performa target untuk menyatukan penghitungan yang unik untuk unit tertentu. Perbandingan performa actual dengan anggaran juga memungkinkan manajemen utama untuk membedakan hasil dimana manajer cabang bisa menanganinya dengan penuh tanggung jawab untuk semua yang ada dalam kendali mereka. Berikut adalah tujuh peringatan yang mungkin bisa menjadi pedoman yang
berguna dalam menilai hasil usaha luar negri:

1. Cabang perusahaan luar negri tidak bisa dinilai sebagai pusat keuntungan independen ketika mereka adalah komponen system multinasional
2. Kriteria laba modal perusahaan besar didukung oleh ukuran performa yang dikaitkan secara spesifik dengan objektif dan lingkungan dari setiap unitusaha luar negri
3. Target jelas yang memperhitungkan lingkungan masing-masing internal dan eksternal cabang perusahaan harus disatukan dengan anggaran performa
4. Performa cabang perusahaan harus dinilai dalam hal penyimpangan darisemua objektif ini, alasan penyimpangan, dan respons manajerial untukperkembangan yang tidak terduga
5. Manajer cabang perusahaan tidak bertanggung jawab untuk hasil di luarkendali mereka (di dalam dan di luar negri)
6. Manajer cabang perusahaan yang diukur performanya harus berperan penuhdalam menyusun target-target dimana mereka akan dinilai
7. Pengukuran performa ganda, financial dan non-finnsial, harus digunakan dalam menilai usaha luar negri.
Sumber :
https://nahdlaatika.wordpress.com/2016/06/22/bab-8-standar-audit-dan-akuntansi-global/
http://syifa0624.blogspot.co.id/2017/04/standar-audit-dan-akuntansi-global.html

NAMA : DIAH INDRIYANI      (22213349)
               DWITA FHADILLAH (22213729)


KELAS : 4EB06